Dahsyatnya Pengorbanan Orang Tua Kepada Anaknya - D I A K U I N

Sunday, March 30, 2014

Dahsyatnya Pengorbanan Orang Tua Kepada Anaknya

Dahsyatnya Pengorbanan Orang Tua Kepada Anaknya

DIAKUIN - Seorang wanita yang mulai tumbuh dewasa, akhirnya mendaftarkan diri menjadi seorang mahasiswa di salah satu kampus kota Malang.

Sebagai orangtua, tentu saja berbahagia atas apa yang capai oleh putri tercintanya. Khususnya sang Ibu, selalu memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya.

Sang Ibu pun memulai memberikan pesan-pesan moral kepada putrinya agar senantiasa menjaga diri. Kewajiban orangtua adalah selalu memberikan bekal materi, nasehat dan do’a.

Salah satu pesan seorang Ibu kepada putri tercintanya adalah jangan keluar malam, belajar sungguh-sungguh, jangan berpacaran. Karena yang demikian itu sama dengan menyakiti dan melukai hati kedua orangtua.

Ketika sudah menjadi mahasiswi, dimana kehidupan dunia kampus begitu panas dengan dunia percintaan dan pacaran. Lelaki dan wanita sudah biasa bersama-sama, walaupun belum menikah. Bahkan, berdua-duaan sampai malam larut tidak menjadi masalah, walaupun mereka tahu kalau hal itu dilarang agama dan juga melukai hati kedua orangtuanya.

Ketika diingatkan orangtuanya, atau saudara-saudaranya mahasiswi itu selalu menjawab:’’aku tidak pacaran, aku cuma teman biasa…! Padahal semua orang tahu, kalau dirinya itu berpacaran dan telah menodai agama dan petuah orangtuanya.

Setiap hari, mahasiswi ini selalu menampakkan sikap yang tidak patuh kepada Ibunya. Padahal sang Ibu pontang panting mencari duit untuk biaya kuliah dan uang saku. Ratusan juta sudah dikeluarkan untuk mengantarkan putrinya meraih cita-citanya. Orang Jawa bilang;’’kepala di jadikan kaki, kaki dijadikan kepala demi masa depan anak-anaknya’’.

Tetapi, karena dunia kampus begitu keras dan panas dengan segala persaingan cinta. Maka, nasehat orangtua seringkali ditinggalkan, bahkan tidak pernah direken sama sekali. Sebab, cinta itu telah membutakan dirinya. Bahkan semakin hari hubungan dengan lawan jenisnya semakin akrab, sehingga nyaris membahayakan sebagai seorang wanita muslimah.

Tidak ada cara lain bagi orangtuanya, kecuali segera menikahkan keduanya dari pada harus menderita setiap menyaksikan putri dan lelaki itu selalu berdua kemana-mana tanpa ikatan nikah.

Akhirnya, menikahlah kedua pasangan yang sedang dimabuk asmara itu. Setelah menikah, keduanya terlihat bahagia, karena kedua merasakan bahwa pasangannya adalah pilihan tuhan.

Memang benar begitu. Tetapi, keduanya tidak merasa bahwa selama ini telah menyakiti hati kedua orangtua yang selama ini mengorbankan jiwa dan raga atas kelahirannya serta menyekolahkan dengan biaya yang cukup mahal.

Setahun kemudian, sang putri hamil. Ketika melahirkan, terjadi pendarahan yang begitu hebat. Berbagai cara telah dokter dilakukan untuk menyelamatkan putrinya. Ternyata darah tetap deras mengalir.

Orangtua terus menerus beristighfar kepada Allah SWT memohonkan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan-kesalahan yang selama ini dilakukan oleh putrinya. Tetapi, darah itu tetap saja mengalir deras, seolah-olah tidak mau berhenti.

Sang Ibu yang selama ini sering dikecewakan oleh putrinya semasa menjadi mahasiswa, akhirnya melakukan cara aneh, unik, tergolong nekad. Karena cara ini tak lazim dilakukan.

Betapa terkejut anak dan menantunya, darah yang mengalir di ambil dan membasuhkan ke mukanya berkali-kali. Sambil berlinang air mata, ibu itu terus membasuhkan dara nifas sang putri ke mukanya.

Dengan ijin Allah SWT, tiba-tiba darah nifas itu berhenti (mampet). Orangtua mau melakuan ini demi putrinya, sementara sang putri masih belum merasakan kalau dirinya telah melukai hati sang Ibu salama menjadi mahasiswi.

Lagi-lagi, keajaiban muncul. Keikhlasan dan ketulusan seorang Ibu di dalam mengorbankan dirinya tidak ada batasan.

Ketulusan Ibu dan ayah mampu menggegerkan penduduk langit. Para malaikat pun mengucapkan amin, ketika ayah ibu berdoa untuk anak-anaknya. Kemudian, adakah pengorbanan anak yang lebih besar melebihi pengorbanan ayah bunda?

Share with your friends

27 comments

  1. kayak lagunya peterpan diatas normal, hehehe......

    ReplyDelete
  2. Luar biasa pengorbanan untuk menjadi orang tua yang menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya hingga berhasil.

    Salam

    ReplyDelete
  3. anaknya gak menghargai dan melupakan apa yg orang tuanya lakukan karena telah dibutakan oleh cinta

    ReplyDelete
  4. pengorbanan orang tua harus kita contoh, nanti utk anak kita.. salam kenal :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mas agus :)

      salam kenal juga

      Delete
  5. Jadilah anak yang soleh dan berbakti kepada orang tua karena kita pun kelak akan menjadi bagian didalamnya,,,,

    ReplyDelete
  6. suatu saat kita semua juga akan berkeluarga menjadi orang tua anak - anak kita, di saat itu lah kita akan merasakan apa yang di rasakan orang tua kita dulu sewaktu merawat dan membesarkan kit
    jadi jangan pernah menyakiti persaan orang tua kita
    thanks mbak sudah mengingatkan :)

    ReplyDelete
  7. kasihan orang tua.. mereka telah banyak bekeorban untuk anak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi anak gak mau berkorban untuk ortu :( miris

      Delete
  8. pengorbanan orang tua tak akan pernah sebanding dengan pengorbanan anaknya ya mbk..

    ReplyDelete
  9. mantap mas,, lanjutkan sharingnya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. komentar anda ditiap blog sama nih :) pake auto komen ya? wkwk peace

      Delete
  10. hmmmmm,,,jadi terharu dengan pengorbanan orang tua untukku,, hatur nuhun nya

    ReplyDelete
  11. wah jadi termotivasi nih mbak,,, thanks

    btw dulu kya ada iklan adsensenya ya mbak tapi sekarang kok ilang ya??

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya dulu ada, sekarang udh ga mood maen adsense atau lainnya. ingin jadi blogger biasa aja :) nanti klo udh banyak visitor baru ..

      Delete
  12. Kalo ngomongin tentang orang tua ane jadi sedih dan semangat lagi gan,, thanks for sharring

    ReplyDelete
  13. Memang orang tua itu keramat yang paling ampuh di dunia.. pandai2 lah membahagiakannya insya allah kita juga akan bahagia.. Garansi Dunia akhirat nih.. :)

    ReplyDelete
  14. Cara terbaik kita, adalah mencoba membalas jasa-jasa kedua orang tua dengan berbakti kepada mereka. Lalu, berkorbanlah lagi untuk anak-anak kita.

    ReplyDelete
  15. astagfirullah al-adzhim, sangat mencerahkan artikelnya :)

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan baik, diharapkan komentar sesuai Isi Artikel.
Dilarang keras meninggalkan link aktif ataupun iklan dikolom komentar.